Selasa, 22 Juli 2008

Roma Kalah, Capello Kecam Wasit

ROMA - Pelatih AS Roma, Fabio Capello, marah besar. Dia menuding wasit Stefano Farina berperan besar atas kekalahan pasukannya 1-2 dari klub promosi Modena dalam lanjutan Kompetisi Seri A Liga Italia di Stadion Olimpiade, Roma, Minggu.

"Saya selalu sopan dan dingin kalau berbicara dengan wasit dan wartawan. Tapi, jika (pelanggaran) itu diganjar hukuman penalti, kenapa seluruh pelanggaran lain terhadap pemain saya diabaikan?" tuturnya gusar.

Capello terutama marah atas keputusan wasit memberikan hadiah penalti untuk Modena detik-detik menjelang babak pertama usai. Saat itu, Emerson yang berusaha menyundul bola dan menyapunya dari kotak penalti, berbenturan dengan Giuseppe Sculli yang terlihat maju ke depan. Bukannya memberikan tendangan bebas untuk Roma, Farina malah menunjuk titik penalti.

"Emerson menghadapi bola dan Sculli datang dari belakangnya. Dia tak punya pilihan lain. Lalu, mungkinkah itu diganjar hukuman penalti? Saya sebenarnya berharap kesalahan (wasit) diakhiri, tapi ini sungguh mengherankan," katanya.

Tak hanya memberikan hukuman penalti, Farina kemudian juga mengkartumerahkan Christian Panucci. Dia dianggap berlebihan saat melancarkan protes atas keputusan kontroversial wasit itu.

Untuk kartu merah Panucci, Capello bisa menerimanya. "Saya bisa terima Panucci diusir karena dia mengatakan sesuatu yang harusnya tak dilakukannya," katanya. Tapi, menurutnya, Mauro Meyer yang mengganjal Francesco Totti sehingga AS Roma mendapat hadiah penalti di awal pertandingan, harusnya juga dapat kartu merah.

Tak hanya soal penalti, keputusan Farina juga mengundang kontroversi nyaris sepanjang pertandingan. Cafu dan Gabriel Batistuta menjadi korban tarikan kaus yang dilakukan pemain Modena. Cafu bahkan terpaksa mengganti kostumnya karena robek ditarik lawan. Tapi, Farina bahkan tak memberikan hukuman apapun untuk tindakan pemain lawan tersebut.

"Jika wasit menggunakan kerangka aturan yang sama atas pelanggaran, dia harus konsisten menggunakannya sepanjang pertandingan," kata Capello dengan suara keras.

Ini merupakan kritikan kedua Capello musim ini terhadap wasit. Pekan lalu, dia juga menuding wasit merugikan timnya saat dikalahkan Bologna 1-2. Pekan lalu itu pula, Presiden Roma, Franco Sensi, melontarkan ancaman akan menarik keikutsertaannya jika kesalahan wasit seperti saat menghadapi Bologna. Setelah partai lawan Modena, Sensi menolak berkomentar.

Kendati begitu, Capello tak hanya menyalahkan kepemimpinan wasit sebagai penyebab kekalahan. "Kami tak mampu menguasai bola dan pemain Modena tampil keras. Kami harusnya tampil lebih baik dalam situasi seperti itu," katanya.

Roma sepertinya akan unggul mudah dalam pertandingan itu. Mereka sudah mencetak gol saat pertandingan jalan empat menit. Ulah Meyer menggunting Totti diganjar wasit dengan hadiah penalti. Totti sendiri sukses melakukan eksekusi.

Roma sebenarnya mampu menguasai lanjutan permainan. Tapi, mereka tak tahu cara menembus pertahanan berlapis Modena. Apalagi, kiper tamu, Marco Ballotta tampil cemerlang.

Petaka justru datang menghampiri Roma pada menit ke-45 melalui keputusan kontroversial wasit itu. Omar Milenatto berhasil pula mengeksekusi, memperdaya kiper Francesco Antonioli.

Petaka lebih hebat kembali menghampiri Roma pada menit ke-79. Keasyikan menyerang, mereka tak siap ketika Modena tiba-tiba melancarkan serangan balik. Giuseppe Sculli lolos dari pengawalan pemain Roma. Ketika Antonioli datang menghadang, Sculli melepaskan tendangan dengan sedikit menyontek bola mengelabuhi kiper Roma itu. Sculli adalah pemain milik Juventus yang dipinjamkan ke Roma.

Bagi Roma, kekalahan ini melengkapi nasib buruk mereka musim ini. Ini merupakan kekalahan pertama mereka di kandang sendiri pada Seri A dalam dua tahun terakhir. Selain menderita dua kekalahan di Seri A, mereka juga menyerah 0-3 dari Real Madrid di ajang Liga Champions di tempat yang sama, pekan lalu. afp/fi/sl/zulfirman

Target Modena Lolos Degradasi

Betapa berbunga-bunganya Gianni De Blasi. Pasukannya, Modena, menjadi klub pertama yang mengalahkan AS Roma di Stadion Olimpiade dalam dua tahun terakhir. Ini sekaligus juga kemenangan pertama Modena di Seri A selama 37 tahun ini.

"Saya menyukai tim ini. Setelah ketinggalan satu gol, mereka mencoba bangkit dengan memainkan bola. Saya sebenarnya lebih puas kalau kami menyamakan kedudukan saat kedua kubu tampil dengan 11 pemain. Setelah istirahat, kami tak mau tingginya tingkat ketegangan mempengaruhi kami," ujarnya.

Kemenangan Modena memang mengejutkan. Pekan lalu, di kandang sendiri, mereka dicukur AC Milan 0-3. Klub ini pun hanya punya dua pemain yang berpengalaman di Seri A. Kurangnya pengalaman itu terbukti dengan kekhawatiran yang melanda mereka di awal pertandingan.

"Di lima menit pertama, pemain saya terlalu tegang. Mereka baru merasakan tekanan main di hadapan penonton yang begitu banyak," tutur De Blasi lagi.

Kini, setelah kemenangan itu, banyak pihak yang menyebut Modena sebagai Chievo Baru. Tapi, De Blasi minta pasukannya untuk tetap waspada.

"Chievo membuat kagum semua orang musim lalu. Tapi, target kami hanyalah menyelesaikan kompetisi di atas peringkat empat terbawah dan bertahan di Seri A. Ini tidak gampang. Tapi kami harus memanfaatkan setiap pertandingan yang datang," katanya pula.

Tidak ada komentar: